MENERAPKAN BELUM PADA SAATNYA
STUDI KASUS KONSEP CONNECTED PROCESS FLOW (ONE PIECE FLOW)
Dalam kehidupan sering terjadi saat ada ide baik dengan segera diterapkan, berharap mendapatkan sesuatu yang baik. Sering ide yang telah terbukti di tempat atau bidang lain menghasilkan hal baik menuntut syarat dan ketentuan.
One Piece Flow yang diakui oleh pencetus Toyota Production System (TPS) Taiichi Ohno, adalah sesuatu yang untuk mencapai nya sulit dan dalam praktek kerja sehari hari tidak praktis.
Mengapa Ohno tetap mendorong One Piece Flow sesuatu yang ideal walaupun sulit dan banyak jebakan dalam penerapan? Ohno dalam TPS mendasarkan pertimbangan filosofis dalam melakukan Analisa dan tindakan perbaikan pada problem solving. One Piece Flow cuma sebatas tool.
Contoh studi kasus “Menerapkan belum pada saatnya” menjelaskan hal ini. Mengetahui ada 5 mesin yang secara individu independent mempunya efisiensi di atas minimal 85%, ingin menerapkan one piece flow secara serial. Dalam pemikirannya akan terbentuk aliran proses utama sebesar 85% (dengan mengambil nilai minimum efisensi mesin yang ada). Secara perhitungan efisiensi proses diperoleh dari hasil perkalian 5 mesin tersebut.
Perbedaan harapan yang besar dari efisiensi 85% jatuh ke sekitar 50% sesuatu yang tidak disangka saat menerapkan ide tersebut. Tahap persiapan dan perencanaan tidak membuat aktifitas untuk mengatasi efisiensi proses yang berbeda jauh dari harapan.
Langkah Langkah untuk menerapkan ide one piece flow dengan membuat stock buffer antara proses dan konsep Pull System menjadi awal tindakan. Secara pelan pasti dan terus menerus melakukan improvement dari proses akhir. Ini juga menerapkan konsep Kaizen nya TPS. Perbaikan sistematis, kecil bertahap dilakukan terus menerus berkelanjutan.
Presentasi studi kasus bisa dilihat di https://youtu.be/7n_bLWLTHSQ
Kiranya memberikan manfaat
Djuned Wikanto
Komentar
Posting Komentar