QCC

MENUNJANG PENCAPAIAN PERFORMANCE PERUSAHAAN

TOYOTA PRODUCTION SYSTEM


Toyota menggunakan QCC dengan mengambil metofologi nya untuk menunjang pencapaian performance organisasi perusahaan. Performance organisasi biasa dinyatakan secara terukur dalam bentuk Key Performance Indicator (KPI). KPI dalam industry manufacturing dimana organisasi mendapatkan profit dari produk hasil proses produksi, sehingga Produksi dianggap sebagai jantung dan pusat dari manufacturing. Dengan menggunakan konsep Total Quality Management (TQM), dimana customer dalam internal dirumuskan sebagai next process, Produksi menjadi internal customer. 

KPI pada Produksi biasanya meliputi bidang:

-Safety

-Quality

-Cost

-Productivity

-Delivery 

-Environment

-Morale

Sama seperti thema yang menjadi obyek Quality Control Circle (QCC) atau dikenal juga sebagai Gugus Kendali Mutu (GKM).

 

Toyota menggunakan konsep dan metode yang bisa dikatakan sama dalam proses kerja sehari hari untuk mencapai target KPI. Secara khusus pendekatan berbeda hanya pada Safety, dengan alasan Safety adalah prioritas utama dan setiap orang tanpa melihat jenjang dalam organisasi harus mendapatkan jaminan Safet dalam bekerja.

 

Khusus untuk pencapaian dan progress QCC masuk pada kriteria Morale, sedangkan kriteria lain selalu mendapatkan monitoring dan pengecekan berkala dengan ketat melalui Visual Management.

 

Visual Management adalah system management berbasis Genba dengan menyediakan dan memberikan fasilitas system warning indikasi problem, progress improvement dan pencapaiannya terpampang secara jelas dalam bentuk visual pada area tempat kerja (Genba). Termasuk di dalamnya untuk QCC, bahkan QCC menjadi object dari pengecekan Genba yang dilakukan oleh leader dengan level terbawah dan leader yang menghadapi secara langsung pada tangan pertama problem problem tersebut.Problem Solving pada visual management dipaparkan dalam bentuk A3 Report. Patut dipahami di sini A3 Report walaupun dari nama harafiah adalah report dalam bentuk A3 bukanlah metodologi report melainkan lebih ke arah cara berpikir dalam mengatasi dan memecahkan masalah.

 

Pelaksanaan QCC secara unofficially merupakan hasil pekerjaan rutin dan harian oleh leader leader Genba, sedangkan secara resmi lebih ke arah pelatihan On the Job Training untuk menjadikan dan menciptakan talenta yang fasih dan ahli dalam problem solving. 

 

Toyota menggunakan pendekatan PPS (Practical Problem Solving) dalam melakukan pemecahan masalah. Demikian juga pada QCC, dimana secara khusus dan special sangat menaruh perhatian dan focus pada pembuatan perencanaan dengan baik. Sangat dimengerti dan dipahami bahwa istilah perencanaan yang baik adalah factor penting dan kritis terhadap keberhasilan suatu program.

Dengan konsep merumuskan true problem dengan tepat serta memahami situasi kondisi yang ada dan berdasarkan pada 3G (Genba,Genbichi dan Genbutsu) titik awal dalam merumuskan true problem.

Salah satu factor penting dan berbeda adalah mencapai konsensus dalam tahap Planning. Jauh jauh hari sudah disepakati oleh pihak yang terlibat untuk mencapai kesepakatan dalam tahap Planning, karena diyakini bahwa masalah dengan ukuran sedang-besar melibatkan interaksi yang bai kantar team fungsional dan lintas bagian. Sejujurnya bentuk implementasi QCC sudah menjadi QCP di Toyota dimana secara baku ada anggota dari Maintenance dan Engineering pada team QCC Produksi.

Salah satu penyumbang keberhasilan program QCC di Toyota adalah prioritas terhadap tema dimana dosadari bahwa tema masalah tidak berdiri sendiri terisolasi tetapi merupakan rantai beberapa factor masalah, dimana Toyota setia terhadap cara berpikir Lean untuk focus kepada added value dari persepsi customer sebagai focus utama dan menggunakan Hoshin Kanri untuk menentukan target QCC. Dengan Hoshin Kanri keseluruhan policy organisasi jelas dapat dirasakan hasil yang ingin dicapai dan integrasi dalam satu organisasi juga terasakan.

Seangkan pada tindakan penangulangan sudah dipikirkan dalam konsensus pada tahap Planning dengan membuat opsi opsi alternative (Selalu ada lebih dari satu cara) dengan kriteria pemilihan yang praktis , simple, cost tidak tinggi, pelaksanaan mandiri dan cepat implementasi. Ini menjadi kunci mengapa tindakan perbaikan hampir bisa dikatakan akan terimplementasikan.

 

Dengan konsep sederhana, menyatu dan saling mendukung menjadi jelas Toyota menggunakan QCC sebagai tool dalam lean management.

 

Presentasi secara lengkap bisa dilihat pada https://youtu.be/5rP2USupCzQ

atau

https://youtu.be/i0NIUv5UTJA

 

Kiranya memebrikan manfaat.

 

Djuned Wikanto

wikantodjuned@gmail.com

 

 

 

 






Komentar

Postingan populer dari blog ini