KEHILANGAN
Kehilangan merasuki kehidupan dalam berbagai cara, baik besar maupun kecil. Meskipun kita dapat mempraktikkan seni kehilangan dan menerima kehilangan yang menghampiri kita dengan keanggunan sebanyak yang kita bisa, kita harus berhati-hati agar tidak membuat diri kita mati rasa terhadap rasa sakit.
Berpura-pura tidak sakit hanya akan berhasil dalam jangka waktu tertentu. ❤️🩹
*
SENI “KEHILANGAN”
Seni kehilangan tidak sulit dikuasai;
begitu banyak hal yang tampaknya dimaksudkan untuk hilang sehingga kehilangannya bukanlah bencana.
Kehilangan sesuatu setiap hari. Terimalah
kehilangan kunci pintu, menghabiskan waktu sia-sia.
Seni kehilangan tidak sulit dikuasai.
Kemudian berlatihlah kehilangan lebih jauh, kehilangan lebih cepat:
tempat, dan nama, dan ke mana Anda seharusnya
pergi. Tidak satu pun dari kehilangn ini akan membawa bencana.
Saya kehilangan jam tangan ibu saya. Dan lihat! rumah terakhirku, atau
kedua-terakhir, dari tiga rumah kesayanganku telah musnah.
Seni kehilangan tidaklah sulit untuk dikuasai.
Aku kehilangan dua kota, yang indah. Dan, yang lebih luas,
beberapa wilayah yang kumiliki, dua sungai, satu benua.
Aku merindukan mereka, tetapi itu bukanlah sebuah bencana.
—Bahkan kehilanganmu (suara canda, isyarat
yang kucintai) aku tidak berbohong. Jelaslah
seni kehilangan tidaklah terlalu sulit untuk dikuasai
meskipun itu mungkin tampak seperti bencana.
– Elizabeth Bishop
Djuned Wikanto
Komentar
Posting Komentar