Ribuan jejak permen karet, corat-coret, dan cungkilan di batu relief merupakan beberapa faktor yang mengancam kelestarian Candi Borobudur, warisan budaya dunia yang telah diakui UNESCO sejak 1991.
Rangkaian aksi vandalisme itu membuat Werdi yang telah setengah abad mengabdikan hidupnya untuk mengurus batu-batu andesit monumen Buddha terbesar di dunia itu, merasa sedih.
"Tega-teganya orang melakukan [vandalisme] itu. Saya kok sakit banget. Kami berjuang menjaga dan melestarikan, mereka malah tidak bertanggung jawab," kata Werdi.
Werdi adalah satu dari ratusan orang yang melakukan pemugaran Borobudur pada 1973-1983, yang saat itu kerusakannya sudah 'gawat'.
Werdi yang kini sudah berusia 72 tahun, mengabdikan lebih dari 50 tahun hidupnya, untuk bekerja merawat Borobudur.
Djuned Wikanto
Komentar
Posting Komentar