Lulusan baru di AS saat ini menghadapi pasar kerja entry-level terburuk dalam beberapa tahun terakhir, menurut laporan Bloomberg.
Meski sudah punya pengalaman dan portofolio bagus, banyak dari mereka tetap kesulitan mendapat pekerjaan.
Menurut Federal Reserve Bank of New York, tingkat pengangguran lulusan usia 22–27 tahun naik jadi 5,8%, tertinggi dalam 4 tahun dan lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Salah satu penyebab utamanya adalah AI yang mulai menggantikan tugas-tugas entry-level, serta pembekuan rekrutmen di banyak perusahaan akibat kebijakan tarif era Trump.
Data dari Oxford Economics menyebut 85% kenaikan pengangguran sejak 2023 disumbang oleh pencari kerja baru.
Bahkan untuk magang di Goldman Sachs, hanya 0,9% pelamar yang dditerima
Bagi lulusan yang masih menganggur selama 6 bulan, potensi kerugian penghasilan dalam 10 tahun bisa mencapai US$22.000.
Jurusan seperti ilmu gizi (pengangguran 0,4%) dan konstruksi (0,7%) lebih aman, sementara teknik komputer kini masuk 3 besar pengangguran tertinggi di angka 7,5%.
Djuned Wikanto
Komentar
Posting Komentar