Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat banyak perusahaan menahan ekspansi dan menghentikan rekrutmen akibat kondisi geopolitik global. Berdasarkan survei internal, lebih dari 50 persen perusahaan telah mengurangi tenaga kerja dan berencana melakukan pengurangan lanjutan.
Ketua Umum Apindo,
Shinta Widjaja Kamdani, menyebut kondisi ini diperburuk oleh rendahnya
produktivitas tenaga kerja dalam negeri. Produktivitas Indonesia tercatat USD
23,57 ribu per pekerja, di bawah rata-rata ASEAN sebesar USD 24,27 ribu.
Transformasi industri ke arah digitalisasi dan otomatisasi juga belum diimbangi
keterampilan pekerja yang memadai.
Menurut Shinta,
kurangnya penciptaan lapangan kerja baru di tengah gelombang PHK juga menjadi
kekhawatiran utama. Ia menyoroti aktivitas manufaktur yang melemah, ekspor yang
turun 7,53 persen di kuartal I 2025, serta tekanan struktural seperti kenaikan
biaya energi, bahan baku, nilai tukar, dan logistik yang tidak efisien.
Kementerian
Ketenagakerjaan turut mencatat ada 42.385 pekerja terdampak PHK selama
Januari-Juni 2025. Kasus tertinggi terjadi pada Februari (17.796), dan secara
daerah, Jawa Tengah mencatatkan jumlah PHK terbanyak yakni 10.995 kasus.
Meskipun pada Juni jumlah kasus turun ke 1.609, tren PHK sejak awal tahun tetap
mengkhawatirkan.
Djuned Wikanto
Komentar
Posting Komentar