Fenomena rojali (rombongan jarang beli) dan rohana (rombongan hanya nanya) kembali ramai diperbincangkan karena mencerminkan kondisi daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih. Pengunjung pusat perbelanjaan kerap datang beramai-ramai hanya untuk melihat-lihat atau bertanya tanpa melakukan transaksi. Meski bukan fenomena baru, intensitasnya meningkat seiring tekanan ekonomi. Namun, Ketua APPBI menyebut kondisi ini belum berdampak besar secara nasional, meski tetap menjadi perhatian jika daya beli terus melemah.
Sementara itu,
Menteri Perdagangan menyatakan perilaku konsumen yang memilih berbelanja online
atau offline adalah hak individu dan tidak perlu dikhawatirkan. Menariknya,
sektor food and beverage (F&B) justru diuntungkan karena para rojali sering
berakhir membeli makanan atau minuman. Ekonom dari Celios menilai penurunan
pendapatan mendorong masyarakat mencari hiburan murah, seperti jalan-jalan ke
mal. Meskipun demikian, jika berlangsung lama, fenomena ini tetap dapat
menurunkan omzet ritel non-makanan akibat minimnya transaksi.
Bisa jadi ini merupakan cerminan kondisi perekonomian, ataupun kehatia hatian saja!
Djuned Wikanto
Komentar
Posting Komentar